Jumat, 15 Januari 2010

Tim Tenis Meja Indonesia Akan Lebih Memfokuskan Pada Nomor Ganda Putra Di Asian Games Xv Yang Berlangsung Di Doha, Qatar, Bulan Desember 2006.

Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PTMSI, Ir Deddy Kurniawan Wikanta ketika dihubungi di Semarang, Jumat, mengatakan, fokus di ganda putra ini karena peluang untuk mencuri medali cukup besar dibanding yang lainnya.
Melihat kenyataan seperti itu, kata dia, maka peluang petenis meja andalan Jateng, Yon Mardiono untuk masuk pelatnas Asian Games tetap besar, meski yang bersangkutan tidak ikut seleksi nasional (seleknas) di Jakarta beberapa hari lalu karena terkena penyakit demam berdarah (DB)."Dengan demikian, Yon mempunyai peluang besar untuk kita masukkan pelatnas. Meski ia tidak mengikuti seleksi, tapi semua tahu bagaimana kemampuannya," katanya menegaskan.Seperti diwartakan sebelumnya, petenis meja nasional andalan Jawa Tengah, Yon Mardiono mundur dari seleksi nasional (seleknas) untuk dipersiapkan tampil di Asian Games XV Doha Qatar karena sakit demam berdarah.
Ketua Komisi Pelatih Pengda PTMSI Jawa Tengah, Dustamat Jayawiguna, mengatakan, hari Jumat (20/1) adik kandung mantan petenis meja nasional, Anton Suseno itu menjalani perawatan inap di sebuah rumah sakit di Surabaya.
Padahal, lanjut dia, seleksi nasional pembentukan tim pelatnas Asian Games tersebut digelar di GOR Simprug Jakarta, 21-22 Januari 2006 dan Yon termasuk salah satu dari 12 atlet yang dipanggil mengikuti seleknas itu.
"Kita sudah mengirimkan surat pengunduran diri disertai dengan surat keterangan dari dokter ke PB PTMSI dan induk organisasi olahraga tenis meja di Tanah Air itu bisa memaklumi keadaan Yon," katanya.
Dengan mundurnya peraih medali emas tunggal putra perorangan PON XVI/2004 tersebut, kata dia, Jawa Tengah hanya diwakili Agus Fredy (yang sebelumnya membela Sumut di PON XVI,red), tetapi gagal karena hanya berada diperingkat ketiga di bawah Reno dan David..Cabang tenis meja mendapat kuota enam atlet untuk Pelatnas Asian Games. Satu orang sudah langsung ditentukan, yaitu M Husein yang pada Sea Games 2005 Manila lalu meraih medali emas.
Hasil seleknas menempatkan Reno Handoyo yang keluar sebagai juara pertama untuk menyusul M Husein sehingga masih ada kuota empat atlet lagi.
Deddy Kurniawan menyebut, dua akan diberikan pada atlet putri, yaitu Ceria Nilasari dan Christin Fer liana, sedangkan yang dua lagi akan ditentukan kemudian.
Yon Mardiyono berpeluang besar karena di Sea Games Manila bersama pasangannya, David Jacob, mereka meraih medali perak dan sampai sekarang pasangan ini masih merupakan yang terbaik di Indonesia.
David Jacob sendiri pada seleknas keluar sebagai juara dua, setelah dikalahkan oleh Reno Handoyo.
"Kami akan menunggu sampai kondisi Yon benar-benar pulih. Mungkin sekitar dua minggu lagi. TC sendiri akan dilakukan di Guang Zou, China," katanya sambil menambahkan M Husein saat ini sudah berada di sana. (*/lpk) 

Gossima. Whiff-Whaff. Flim-Flam. Ping-Pong.

 Apapun namanya, tenis meja telah melalui jalan yang panjang sejak pertama kali diperkenalkan sebagai aktivitas pasca makan malam, alternatif yang lebih sopan dari tenis lapangan di Inggris pada tahun 1890an. Saat ini, para petenis meja bertanding memperebutkan hadiah uang yang besar, menggunakan raket berteknologi tinggi, dan memukul bola dengan kecepatan hingga 160 kilometer per jam. Tenis meja telah menjadi olah raga dengan tingkat partisipasi tertinggi di dunia, dimana 40 juta petenis meja profesional di seluruh dunia dan tak terhitung berapa juta orang lainnya yang bermain tenis meja untuk bersenang-senang semata.  
Permainan ini, yang memulai debutnya di Olimpade Seoul 1988, awalnya dimainkan dengan menggunakan tutup kotak cerutu sebagai raketnya dan gabus sampanye yang telah dibentuk sebagai bolanya. Sekarang ini, para pemain biasanya menggunakan raket kayu dan serat karbon berlapis karet dan bola seluloid kosong. Berbagai campuran karet dan lem digunakan pada raket untuk memberikan efek putaran atau kecepatan yang lebih baik.
Bahkan, sejumlah lem dilarang digunakan dalam pertandingan Olimpiade karena mampu mempercepat laju bola hingga 30 km/jam lebih cepat.
Kompetisi
Pertandingan tunggal putra, tunggal putri, beregu putra dan beregu putri merupakan empat kelas yang dipertandingkan dalam Olimpiade. Semuanya merupakan pertandingan terbaik dari lima set. Dalam pertandingan tunggal, 16 pemain terbaik langsung melaju ke babak utama, sementara 48 lainnya harus mengikuti babak kualifikasi terlebih dahulu. 16 pemain berikutnya akan melaju darai babak kualifikasi ini ke babak utama. Babak utama merupakan turnamen elinimasi tunggal. Pemenang semi final bertanding untuk menentukan pemenang medali emas dan perak, dan pemain yang kalah di semi final bertanding memperebutkan medali perunggu. Format yang serupa diterapkan untuk pertandingan kelas beregu, namun hanya 32 regu yang terlibat.
Tenis meja memliki aturan tegas yang menerapkan pelanti atas tindakan-tindakan tidak sportif, namun itu tidak menghentikan para pemain untuk melakukan permainan psikologi dan mendapatkan keuntungan. Memelototi lawan, berlama-lama dalam mengelap keringat dan mengikat tali sepatu adalah langkah-langkah yang umum dilakukan. Meskipun para pemainnya bertindak tanduk sopan, nama-nama pukulannya bersifat agresif dan kompetitif, misalnya the Kill, the Hit dan the Chop.
 Kelas yang dipertandingan
Tunggal Putra
Beregu Putra
Tunggal Putri
Beregu Putri











  Nama : Rinaningsih 
  Kelas : XIA4
  Sumber: kapanlagi.com
  olympic.or.id